Kamis, 22 Januari 2009

Tentang Aku...

Ryo...
aku hidup dalam keterasingan...
keterasingan yang sulit untuk kulepaskan, kebimbangan selalu
menghantamku dan kesunyian selalu mencengkram dan seakan ingin
menelanku dalam kesendirian...
Ryo...
aku hidup bukan untuk mati, tak punya rasa atau jiwa
aku hidup miliki jiwa, hati dan raga yang hanya ingin dilindungi dan bukan untuk diakhiri...
Ryo...
begitu luas alam mimpiku, namun begitu kubuka mata ini,
aku kembali dalam sempitnya realita.
aku tercekat... tercekik dan terhantam oleh kemunafikan
kemunafikan yang semakin kucari maknanya semakin hilang dan terkubur aku didalamnya...
aku... seringkali kata itu terucap getir dalam ragaku
aku... ya aku adalah onggokan mimpi dalam jurang yang pekat, dan dalam kesunyian yang senyap...
aku... tiada daya, hanya berada dalam sebuah raga namun jiwa yang melayang entah kemana...
aku... bukanlah sebuah gambaran diri yang indah ...
aku... hanyalah sampah yang terinjak dan terbuang...
tanpa arti!!!
aku terpuruk... terjatuh dalam ketidak berdayaan
aku menangis, tersedu dalam kesedihan yang mencengkramku...
dalam malam-malam yang hitam aku hanya sanggup berucap, tolong aku... bebaskan aku dalam raga dan jiwa yang terombang ambing ini, dalam raga yang tak berarti...
dalam jiwa yang dingin dan sunyi tanpa cahaya...
Ryo...
sahabat sejati yang selalu menemaniku adalah lamunan sepi, lamunan yang selalu mendekap, membuai dan menyanyikan syair keindahan abadi, syair tentang keindahan cinta...
keindahan cinta yang sampai saat ini belum kutemui...
Ryo...
tahukah kau???
keinginan terbesar dalam tidur gelisah yang terhembus dari rongga kisi2 hatiku adalah...
MENGAKHIRI SEMUANYA...
ingin kugores dan lukai semua denyut kehidupanku,
ingin kuingkari jalan hidup dan takdir yang sering lukaiku...
dan aku...
hanya ingin terbangun bila nafasku telah terhenti untuk hidup kembali di alam mimpi,
dimana sakit dan penderitaanku kan menghilang...
Ryo...
terkadang ada tanya dalam hati ini. . .
apakah aku akan terus begini?
terus mencintai tanpa pernah dicintai?
selalu menyayangi tanpa pernah disayangi?
hanya pemahaman sepi yang akan menjawab pertanyaan tak bertepi ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar