Kamis, 22 Januari 2009

Maaf Aku Mencintaimu...

baru kusadar
engkaulah matahariku…

bersinar
dengan hangat dan mempesona jiwaku,

ingin
kupanggil dirimu dengan segenap perasaan nyataku

kini
kusadar bahwa aku mencintaimu…

andai aku
bisa melarikan diri dari perasaan ini…

tapi,
ternyata aku terkurung dalam reruntuhan hatiku dan tak mungkin dapat keluar
lagi…

 

maafkan
aku bila mencintaimu…

karena
aku hanya ingin mencintaimu…

aku tahu,
suatu saat kau tak akan bersamaku…

aku tak
peduli tentang itu…

yang aku
tahu aku mencintaimu…

dan hanya
mencintaimu…

seluruh
jiwa yang hidup didalam ragaku meneriakkan itu

maafkan
aku karena aku terlalu mencintaimu…

aku cukup
mengerti kalau suatu saat bahkan mungkin hari ini kau akan beranjak pergi

sekali
lagi aku tak pernah peduli itu…

karena
yang kutahu aku hanya mencintaimu…

dan sampai
kapanpun aku akan terus mencintaimu…

dengan
sepenuh hatiku…

*untuk seseorang yang memang kucintai...

Curahan Hati

engkaulah keabadian yang dapat meruntuhkan karang terjal mengenai arti sebuah kehidupan...

engkaulah cahaya pertama yang menyinariku dalam gelapnya arti sebuah kasih sayang...

engkaulah tetes air yang mampu lepaskanku dari kehausan akan cinta yang tak bersuara...

engkaulah surya yang menerangi seluruh jiwa dan ragaku...

kau hadir dan mengisi langkah hidupku...

walaupun aku tahu bahwa kau tak'kan pernah menjadi milikku, aku akan tetap disini menantimu...

entah sampai kapan semoga suatu saat waktu dapat menjawabnya...

Sepenggal Rindu di hari Sabtu

sinar mentari pagi lembut memasuki kisi2 kamar yang masih sunyi, kusibakkan jendela kamar dan mendengar lirih angin berhembus menyibakkan anak2 rambut yang menempel dikeningku. embun pagi menetes disepotong dahan yang terjulur diluar jendela kamarku...

Pagi ini tiba2 aku merasa Rindu…

entah kenapa perasaanku menjadi sedih dan sunyi. Lelah dan jenuh tiba2mendera tubuh dan pikiranku menjalar melalui hirupan nafas yang masuk melalui rongga hidungku.…

Entah kenapa rinduku semakin menjadi.

Rasa lelah-pun merayapi…

Aku lelah hanya karena mengingatku, dan aku jenuh hanya karena tak dapat bersamamu…

Tak ada raga yang dapat ku raba
Tak ada jiwa yang dapat ku rasakan

semburat emas sinar mentari sudah terlukis di langit, memperlihatkan biru indahnya awan…
matahari semakin tinggi beranjak naik… tapi, kenapa rasa rinduku pada-mu tak pernah mau beranjak?

Tak pernah beranjak dari relung terdalam hatiku?

Menghantui setiap waktu dalam diriku…

Dan terus menempel dalam setiap aktivitasku?

Hmmmmppphh… satu tarikan nafas panjang kuhenyakan begitu saja, mencoba mengabaikan siluet dirimu yang akhir2 ini menyapaku…

Lirih angin-pun kembali menyapa mengucapkan sepotong syair yang terucap dari dari hatiku…

Taukah kau tentang rinduku ini?

*untuk seseorang... yang mungkin tak merasakan kerinduan ini...

Blue Diary

kata-kata yang teramgkum indah terkadang meniratkan sebuah kenangan dan harapan. bukan hanya mimpi atau khayalan tetapi juga doa dan permohonan, pemahaman tentang seseorang terkadang sulit diungkapkan dan sulit pula diutarakan,
dalam lembaran-lembaran panjang ini ingin kulantunkan bait kata-kata yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan diam yang tak terjawab. bagaikan sahara dalam jiwa lembaran panjang ini kuharap dapat meneduhkan.
entah bermakna atau tidak, entah bernilai atau berharga... semoga dapat menjawab ragu yang ada dan dapat menggambarkan harapan tentang seseorang...

Tentang Aku...

Ryo...
aku hidup dalam keterasingan...
keterasingan yang sulit untuk kulepaskan, kebimbangan selalu
menghantamku dan kesunyian selalu mencengkram dan seakan ingin
menelanku dalam kesendirian...
Ryo...
aku hidup bukan untuk mati, tak punya rasa atau jiwa
aku hidup miliki jiwa, hati dan raga yang hanya ingin dilindungi dan bukan untuk diakhiri...
Ryo...
begitu luas alam mimpiku, namun begitu kubuka mata ini,
aku kembali dalam sempitnya realita.
aku tercekat... tercekik dan terhantam oleh kemunafikan
kemunafikan yang semakin kucari maknanya semakin hilang dan terkubur aku didalamnya...
aku... seringkali kata itu terucap getir dalam ragaku
aku... ya aku adalah onggokan mimpi dalam jurang yang pekat, dan dalam kesunyian yang senyap...
aku... tiada daya, hanya berada dalam sebuah raga namun jiwa yang melayang entah kemana...
aku... bukanlah sebuah gambaran diri yang indah ...
aku... hanyalah sampah yang terinjak dan terbuang...
tanpa arti!!!
aku terpuruk... terjatuh dalam ketidak berdayaan
aku menangis, tersedu dalam kesedihan yang mencengkramku...
dalam malam-malam yang hitam aku hanya sanggup berucap, tolong aku... bebaskan aku dalam raga dan jiwa yang terombang ambing ini, dalam raga yang tak berarti...
dalam jiwa yang dingin dan sunyi tanpa cahaya...
Ryo...
sahabat sejati yang selalu menemaniku adalah lamunan sepi, lamunan yang selalu mendekap, membuai dan menyanyikan syair keindahan abadi, syair tentang keindahan cinta...
keindahan cinta yang sampai saat ini belum kutemui...
Ryo...
tahukah kau???
keinginan terbesar dalam tidur gelisah yang terhembus dari rongga kisi2 hatiku adalah...
MENGAKHIRI SEMUANYA...
ingin kugores dan lukai semua denyut kehidupanku,
ingin kuingkari jalan hidup dan takdir yang sering lukaiku...
dan aku...
hanya ingin terbangun bila nafasku telah terhenti untuk hidup kembali di alam mimpi,
dimana sakit dan penderitaanku kan menghilang...
Ryo...
terkadang ada tanya dalam hati ini. . .
apakah aku akan terus begini?
terus mencintai tanpa pernah dicintai?
selalu menyayangi tanpa pernah disayangi?
hanya pemahaman sepi yang akan menjawab pertanyaan tak bertepi ini...

Ryo

Ryo...
entah mengapa nama itu selalu terucap, hanya saja...
bila aku resah nama itu yang selalu ada ...
dan puisi-puisi ini hanya tentang aku
sedangkan Ryo???
tokoh khayal dalam cinta sejatiku...

silent

entah sejak kapan,

angin timur yang dingin berhembus...

melantunkan syair malam yang sunyi.

malam ini, aku duduk sendiri diam membisu, dan sudah terbiasa tanpa hadirmu...

namun,

aku akan menunggu disudut pelangi senja,

dan bila suatu saat kau kembali, tetaplah kau disini...

duduk disisiku menatap senja dan biarkan sapuan lembut angin

yang kan berhembus dianatara kita berdua...

Jumat, 16 Januari 2009

Sunyi...

dalam jebakan ruang dan waktu...

aku membisu diselimuti kegelapan yang menghitam dan seakan mencekam disela sela mimpi panjang yang sunyi dan mencekam...

rintihan angin baringkan diri lemah dan tidak berdaya ini ...

dalam dekapan impian yang jauh dan seakan timbul tenggelam memainkan bayanganku akan kehidupan yang lalu...

pada pembaringan sepi yang rapuh ini, tubuhku menggigil oleh suram dan lembab-nya cahaya menembus kisi-kisi hati namun tak mampu menghangatkan dinginnya nafasku...

Desember yang menyiksa batin tak berdaya ini, mengingatkan kenangan akan masa lalu...

pada saat kau disisiku...

dalam diam ku membisu dan menangis pilu,

dalam nyenyak tidurku, desember yang dingin temani diriku...

hujan yang kesepian iringi kenangannku bersamamu...

dan ku tahu...

pada saat-saat tertentu kau selalu mengunjungiku dan tebarkan harum mawar pada pembaringanku

Desember kelabu temaniku...

dalam nyenyak tidur dan syair sendu milikmu...

malaikat yang sunyi selimuti diriku

dalam hangatnya mimpi dan angan-anganku tentang kenangan bersamamu...

*dedicated for beloved my best friend

Aries Fadilah (15 Maret 81-22 Desember-01)

seribu maaf kuucap, karena aku tak ada untuk mengantar  kepergianmu...

pada suatu senja

lagi2 kurasakan hal yang sama...

kali ini perasaanku tak berujung bentuknya. Terkadang seperti dihujam tikaman belati, tapi sewaktu waktu berubah seperti melayang2 diatas awan dengan gambaran surga dibelakangnya.

Hmmmmph… kuhela nafas berkali2 mengusir kejengkelanku tentang hal ini.

Sumpah, kali ini sekujur tubuhku menegang dan merinding…

satu2nya hal yang membutku yakin bahwa tidak ada makhluk halus adalah saat ini aku sedang berada ditengah keramaian diantara berjubelan orang yang lalu lalang di koridor busway…

Maklum, jam pulang kantor…

Kususuri jalanan yang padat dengan pandangan nanar… entah kenapa akhir2 ini ada sesuatu yang menderaku didalam dada… perasaan yang timbul tenggelam dan bergelayutan dalam pori2 tubuhku…

Cinta…

Brrrrrr…. Perasaan aneh merayapi tubuhku, dan rasanya bisa membangunkan sel2 terkecil dalam tubuh saat kusebutkan kata itu.

Cinta… yah cinta…

Kendatipun rasanya seperti ditampar dan beban yang berat laksana tubuhku diinjak gajah, kata2 itu berulang2 kuucapkan…

Cinta… lagi2 aku merasakannya,

yah sejujurnya aku belum yakin kalau ini memang cinta. Tapi kenapa rasanya seperti ini ya?

Aku benci sekaligus bahagia dengan perasaan ini… Benci sekali karena sakitnya… dan bahagia sekali karena indahnya…

“Perasaan yang mendalam terhadap seseorang kan memang hal yang biasa tidak ada yang salah dengan perasaan itu bukan?”

Berkali-kali ucapan itu terlontar dari sisi kananku…

“tapi perasaan itu pula yang hampir membunuhmu karena luka yang dalam, jadi kenapa musti kau ulangi?”

Dan berkali2 pula ucapan itu terlontar dari sisi kiriku…

Oh god… Whats wrong with me…

Hmmmmppppp…. Lagi2 kutarik nafas panjang mencoba melonggarkan dadaku yang sesak. Sesak karena dihimpit perasaan yang tidak mengenakkan ini dan sesak karena dihimpit banyaknya manusia dengan tujuan yang sama… Rumah…

Angin sore, membawa letihku naik lebih cepat merayap dari ujung kaki hingga otakku. Dalam udara sore yang lembab aku berjalan perlahan menyusuri lampu lampu taman…

Dengan gontai kulangahkan kaki memasuki halaman rumah. Getaran dalam tasku membuyarkan sebagian kecil lamunan yang sedari tadi menemani hampir 1/4 sore hari ini.

Tertegun sejenak saat kusadari satu nama muncul dilayar selular seraya menggeliatkan getaran-getaran yang langsung membangkitkan semangat dan membuat gairahku memuncak…

Dan saat itu juga perasaanku serasa terbang bersama 100 malaikat cinta yang tak bersayap…

...

kularut dalam heningnya malam...

mencoba tuk jalani semua,

dan ternyata kau ada dihatiku.

kau memang kekasihku...

belai lembut kau berikan layaknya embun dipagi hari...

menghiasi indahnya dunia, berkilau dan bening warnamu...

kekasihku, maukah kau selalu temaniku...

melewati hari berdua denganmu...

pahit getirnya dunia, melawan arah takdir yang terbentang...

bisakah kau bertahan sampai saat itu datang, dan mengerti bahwa cinta kita tulus apa adanya...

bagai bunga harum mewangi yang terjebak dalam indahnya cinta...

berharap sang surya menyinari, begitulah cinta kita berdua...

semoga tuk selamanya...

Selamanya...

Terbangun mendengar rintik hujan...

angin kan berhembus dan ku teringat padamu...

semua tangismu yang memanggil namaku...

dan saat kubutuhkan ku, aku kan datang...

kan ku gambarkan hari yang kita lalui, saat cinta menjadi...

dan kau membuatku melihat, kulihat sepanjang hayatku kedalam matamu...

jadi...

aku kan tau kau ada untukku dan aku kan selalu mencintaimu

selamanya... yah, selamanya...

Teruntuk Seseorang di sana...

keiklasan membawaku dalam kedamaian. . .
dulu, setiap tarikan nafas yang kuhirup melalui rongga kehidupanku selalu menyebut namanya...


namun, saat ini ...
setiap detakan jantung yang berdenyut dalam nadi dan jiwaku selalu mendoakan untuk kebahagiaannya...
dan mungkin rasa itu memang bukan untukku dan bukan denganku
tuhan, tak pernah kusesali hari dimana kau pertemukan aku dengannya
terimakasih telah kau hadirkan jiwa yang dapat dengan tulus kucintai...
dan semoga doaku selalu menyertainya...

Kesatria dalam mimpi

Kau-lah kesatria dalam mimpi dan anganku...
aku merindukanmu entah seperti apa kutak tahu...
yang aku tahu bahwa cinta dalam hati-ku bagai kabut diatas lautan...
begitu putih, begitu sejuk...
dan tanpa tersentuh...
saat kumemandang sinar dalam matamu...
aku tahu bahwa hatiku telah terpikat pada sosokmu...
kesatriaku...
kau hadir bukan hanya dalam angan dan mimpiku
kau hadir ditengah realita kehidupanku...
aku mencintaimu bagaikan sinar bulan yang tunduk pada pekatnya malam...
aku mencintaimu bagai sungai yang tunduk pada aliran arus...
dan,
aku mencintaimu bagai mentari yang tunduk pada pagi...
namun,
kembali aku tersadar dalam hatiku
bahwa cintaku tak-kan bisa menggapai hatimu
aku tahu itu...
karena kau terlalu tinggi untuk kuraih
dan aku...
hanya dapat memandangmu dari dasar hati yang pilu...

Tentang Aku dan Kau...

waktu terus berlalu tanpa henti...
namun mengapa tak ada yang pasti?
tentang perasaan ini... tentang apa yang terjadi...
tentang kau dan aku...
sesungguhnya dari dasar hatiku aku hanya ingin bertanya...
bagaimana perasaanmu pada diriku...
apakah rasa itu sama dengan apa yang kupuja?
sesungguhnya aku tak akan pernah peduli apa jawabannya,
apakah itu akan membuatku menderita atau bahagia...
dunia ini tak bisa ditebak...
tidak mengerti kearah mana berputar,
tapi aku hanya ingin bertanya pada dirimu...
jengan permainkan hatiku ini...
kumohon jangan kau permainkan...
aku yakin kaupun merasakannya...
paling tidak kau memikirkannya...
tentang ini semua,
tentang kau, aku, dan tentang perasaan kita berdua...